Saturday, July 21, 2018

Kisah Ki Pungakan Gendis



Kisah Ki Pungakan Gendis


Desa Panji diperintah oleh pungakan gendis,dengan purinya yang berbeda di Desa Gendis. Rakyat yang dipimpinnya semua hormat dan takut kepadanya. Hari-harinya ia selalu bersuka ria saja. Pada suatu hari pungakan gandis pergi menyabung ayam di suatu desa, mengendarai kuda gendis rateng(nasak sawo), bulunya sebagai gula masak, diapit dan diiringi oleh hamba sahayany, memakai paying kebesaran, berjalan menuju ke utara. Kebetulan pada waktu Ki Barak Panji sedang jalan-jalan bersama kedua sahayanya, kerisnya tidak pernah lepas untuk menggali ketela dan jengkrik. Tiba-tiba terdengar olehny suara tanpa diketahui sumbernya: “Hai, Barak Panji janganlah buyut (cicit) marah kepadaku, bukanlah pekerjaanku dipakai untuk menggali ketela/ubi dan jengkrik, janganlah buyut semang-semang (ragu-ragu), oleh karena pasupati astra (senjata pencabut segal jiwa mahkluk) pada ujungku (ujung keris), yang akan menyebabkan ki buyut ku berkuasa besar di bumi dan akan di cintai oleh rakyat. Lihatlah dan ujilah kesaktian (tuah) ku, tunggulah buyut ku sebentar. Akan segera tiba musuhmu yang bernama Pungakan Gendis, yang berkuasa di Gendis yang patut buyut ku bunuh, janganlah semang-semang, cobakanlah aku kepadanya!, sedikit kena dia tewas,” demikianlah suara itu terdengar oleh mereka.
            Setelah habis sabungan, pulanglah pungakan gendis diiringi oleh sahayanya. Ketika Ki Gusti Panji Sakti di pinggir jalan di balik pohon. Setelah Pungskan Gendis dekat dari tempat persembunyian Ki Barak Panji Sakti, dengan serta merta di torehkan keris itu ke tubuh pungakan gendis, lalu dia menyelinap pergi. Seketika itu juga Pungakan Gendis tewas dengan tubuh kaku, tetapi ttidak seorang pun tahu jika Pungakan Gendis telah mati. Setelah sampai di Purinya,Pungakan Gendis tetap di punggung kuda tidak bergerak. Ketika itu barulah diketahui, Pungakan Gendis telah mangkat. Sekalian kerabat menangis dan tiada mengetahui sebab kematianya. Pungakan Gendis meninggalkan dua orang anak, yang sulung bernama I Dewa Ayu Juruh, dan adiknya lakik-laki yang masih kanak-kanak, yang kelak patut  menggantikan ayahnya.
Oleh karena itu untuk sementara pemerintahan diwakili oleh Ki Bandesa Gendis, selaku pejabat sementara.


    Choose :
  • OR
  • To comment
No comments:
Write comments