Kisah
Ki Pungakan Gendis
Desa Panji diperintah
oleh pungakan gendis,dengan purinya yang berbeda di Desa Gendis. Rakyat yang
dipimpinnya semua hormat dan takut kepadanya. Hari-harinya ia selalu bersuka
ria saja. Pada suatu hari pungakan gandis pergi menyabung ayam di suatu desa,
mengendarai kuda gendis rateng(nasak sawo), bulunya sebagai gula masak, diapit
dan diiringi oleh hamba sahayany, memakai paying kebesaran, berjalan menuju ke
utara. Kebetulan pada waktu Ki Barak Panji sedang jalan-jalan bersama kedua
sahayanya, kerisnya tidak pernah lepas untuk menggali ketela dan jengkrik.
Tiba-tiba terdengar olehny suara tanpa diketahui sumbernya: “Hai, Barak Panji janganlah
buyut (cicit) marah kepadaku, bukanlah pekerjaanku dipakai untuk menggali
ketela/ubi dan jengkrik, janganlah buyut semang-semang
(ragu-ragu), oleh karena pasupati
astra (senjata pencabut segal jiwa mahkluk) pada ujungku (ujung keris),
yang akan menyebabkan ki buyut ku berkuasa besar di bumi dan akan di cintai
oleh rakyat. Lihatlah dan ujilah kesaktian (tuah) ku, tunggulah buyut ku
sebentar. Akan segera tiba musuhmu yang bernama Pungakan Gendis, yang berkuasa
di Gendis yang patut buyut ku bunuh, janganlah semang-semang, cobakanlah aku
kepadanya!, sedikit kena dia tewas,” demikianlah suara itu terdengar oleh
mereka.
Setelah
habis sabungan, pulanglah pungakan gendis diiringi oleh sahayanya. Ketika Ki
Gusti Panji Sakti di pinggir jalan di balik pohon. Setelah Pungskan Gendis
dekat dari tempat persembunyian Ki Barak Panji Sakti, dengan serta merta di
torehkan keris itu ke tubuh pungakan gendis, lalu dia menyelinap pergi.
Seketika itu juga Pungakan Gendis tewas dengan tubuh kaku, tetapi ttidak
seorang pun tahu jika Pungakan Gendis telah mati. Setelah sampai di
Purinya,Pungakan Gendis tetap di punggung kuda tidak bergerak. Ketika itu
barulah diketahui, Pungakan Gendis telah mangkat. Sekalian kerabat menangis dan
tiada mengetahui sebab kematianya. Pungakan Gendis meninggalkan dua orang anak,
yang sulung bernama I Dewa Ayu Juruh, dan adiknya lakik-laki yang masih
kanak-kanak, yang kelak patut
menggantikan ayahnya.
Oleh karena itu untuk
sementara pemerintahan diwakili oleh Ki Bandesa Gendis, selaku pejabat sementara.
No comments:
Write comments