Ki Barak Panji Menjadi Raja
Setelah Ki Barak Panji
berumur 20 tahun, ia semakin terkenal dan termasyur namany, ia juga dikenal
ramah tamah, sopan, santunn, dan murah hati. Karena itu semua orang daerah
Gendis hormat dan segan kepadanya. Semakin banyak orang yang menghambakan diri
kepadanya hingga pada akhirnya oleh rakyat di angkat sebagai raja, bergelar “Ki
Barak Gusti Ngurah Panji Sakti” atau “Ki Barak Panji Sakti.
Kemudian semua
perhiasan Agung Gendis, melalui kemauan dan kesanggupan rakyat dipindahkan ke
desa Panji oleh Ki Barak Gusti Ngurah Panji Sakti. Di sana lalu menciptakan
bunyi-bunyian atau lat musik yang kemudian dinamai “Juruh Satuksd”, sebab suaranya sangat merdu dan manis, laksana madu
mengalir. Sepasang gong dinamai “Bentar Kedaton”, yang berarti membelah bumi
suaranya. Kala (bende) dinamai Ki Gagakora, sebab suaranya sebagai suara gagak
beribu-ribu. Kenuk atau kajarnya dinamai “Ki Tudung Musuh”, oleh karena
suaranya yang menyebabkan getarnyamusuh. Dan terompongnya dinamai “Glagah
Katunuan”, dan kendangnya (tabuh) dinamai “Gelap Kesanga”.
Demikianlah
bunyi-bunyian Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.
No comments:
Write comments